Informasi Ciri-ciri dan Gambar Burung Ciblek Sawah / Pari
Tidak sulit menemukan burung yang satu ini. Selain banyak dijual secara ombyokan, populasi Ciblek Sawah atau Pari di alam bebas juga masih terbilang cukup banyak. Bisa dibilang, keberadaannya hampir mirip dengan burung Gereja dan Emprit yang mana jumlahnya seakan tidak pernah ada habisnya di lingkungan manusia. Burung yang juga dikenal dengan nama Prenjak Padi atau Sawah ini kerap berlalu-lalang di pemukiman penduduk, baik di Sawah, di jalan, di perkarangan rumah dan sebagainya.
Jika dibedakan dengan jenis burung Ciblek lain, pamor dari burung ini sebenarnya masih kalah dengan Prenjak Gunung. Namun letak keunggulan dari Prenjak Sawah sendiri ialah pola perawatannya yang dinilai lebih mudah dan hemat. Terlebih lagi jika perawatan maupun setelan harian telaten diberikan dan dilakukan secara terjadwal, maka kemampuan Ciblek Pari yang sering dianggap kalah juga bisa setara dengan Ciblek Gunung dan bahkan bisa lebih.
Mengapa masyarakat lebih memilih Ciblek Sawah, pada dasarnya masih banyak faktor lain. Disamping biaya untuk merawatnya lebih hemat, pamor burung yang satu disukai lantaran ia juga sangat mirip dengan burung Kutilang dan Merpati. Jika ia dirawat dari piyik, maka Prenjak Sawah juga bisa jinak ke pada pemiliknya. Meskipun dilepas dari sangkar, ia akan tetap kembali ke rumah untuk meminta makan ke pada tuannya.
Adapun untuk masalah harga. Harga Ciblek Sawah sendiri juga relatif lebih terjangkau. Jika burung sama-sama sudah bisa mengeluarkan suara gacor, banderol yang biasa ditawarkan untuk Prenjak Sawah berkisar Rp125 ribuan. Lebih murah jika dibandingkan dengan burung Prenjak Gunung Gacor yang biasanya dipatok dengan harga Rp250 ribuan. Untuk Bakalan, rata-rata banderol yang ditawarkan setiap penjual berkisar Rp25 hingga 30 ribu.
Ciri Ciblek Sawah
Berbagai macam penamaan burung Ciblek sendiri pada dasarnya ditentukan berdasarkan tempat atau lingkungan yang mereka sukai, sebab ciri-ciri tubuh untuk semua jenis burung ciblek hampir sama serta sulit dibedakan. Hanya saja yang membedakan habitatnya berbeda-beda. Baik untuk si jantan dan betina, ciri-ciri Prenjak Sawah sendiri hampir seluruh tubuhnya didominasi warna abu-abu. Namun tetap ada beberapa bagian tubuh yang membedakan jantan dan betina.
Warna kaki burung Ciblek Sawah jantan cenderung bewarna kecokelatan dan kuku kakinya lebih bewarna hitam daripada si betina. Tidak hanya itu, warna hitam pada bagian pangkal paruh bagian bawah terlihat lebih jelas. Berbeda dengan betina yang warna warna hitamnya cenderung memudar. Disamping itu, setiap penghobi biasanya juga melihat bagian alisnya, yakni terdapat 2 hingga 3 helai rambut bewarna hitam. Rambut itu sendiri biasanya hanya dimiliki oleh burung jenis kelamin jantan.
Perawatan dan Setelan Harian Ciblek Sawah
Perawatan Ciblek Sawah pada dasarnya sama dengan burung pengicau lain, yang terpenting bagaimana bisa membuat burung tetap sehat dan nyaman sehingga lebih rajin gacor. Hanya saja yang membedakannya dengan jenis burung lain ialah ukuran tubuhnya. Oleh sebab itu, pemilihan sangkar juga musti diperhatikan. Sebaiknya memilih sangkar dengan ukuran standar saja. Idealnya kandang yang biasa dipakai beberapa penghobi ialah berukuran 20 x 25 x 60 cm.
Untuk masalah makanan ciblek. Selain voer, ia membutuhkan pakan Extra Fooding seperti Jangkrik. Jangkrik bisa diberikan sedikitnya 4 ekor dalam sehari. Misalnya 2 ekor pada pagi sesudah mandi dan 2 ekor pada saat sore hari sebelum dikerodong. Disamping itu, alangkah lebih baik setiap pemelihara juga menambahkan makanan EF lain guna lebih menunjang kebutuhan protein di tubuhnya agar lebih bugar. Pemilik bisa memberikan pakan kroto sebanyak 2 sendok teh makan yang dapat diberikan 2 kali dalam seminggu.
Untuk selebihnya baik pemandian, penjemuran dan pemasteran juga bisa dilakukan. Jika semisal dimandikan pada waktu pagi hari, sebaiknya perhatikan dulu kondisi cuaca, mendung atau tidak. Jika pada waktu pagi yang cerah sebaiknya gantung atau angin-anginkan burung dulu sedikitnya selama 15 menit. Pemandian sendiri tergantung kebiasaan, entah itu metode semprot ataupun keramba.
Setelah memandikan, penjemuran sendiri juga bisa musti dilakuakan. Terlebih lagi penjemuran juga bisa menentukan cepat atau tidaknya burung bisa mengeluarkan suara gacor. Penjemuran maksimal bisa dilakukan selama 1 hingga 2 jam. Sembari menuggu badannya kering, para pemilik sebaik mengganti pakan voer dan air minumnya dengan yang baru serta higenis. Begitupun dengan kebersihan kandang. Sebaiknya selalu kondisikan sangkar selalu bersih pada waktu pagi maupun sore hari.